Jumat, 31 Januari 2014

HIKMAH FILM CHENNAI EXPRESS


Assalamu’alaikum Wr. Wb
Tahun Baru Masehi 2014 is coming...  Berbagai kegiatan, event, acara diselenggarakan untuk menyambut malam pergantian tahun ini. Mulai dari acara konser musik dari rock sampai Dangdut, dari acara pesta sampai pengajian akbar/dzikir bersama. Acara di televisi pun tidak mau kalah, dengan menyiarkan secara langsung pagelaran musik, live event, hingga box office movie. Saya sendiri malam ini memilih untuk menonton film. Yang menarik adalah bintangnya tentunya, siapa lagi jika bukan Shahk Rukh Khan. Hehehe... kata temanku, si MNC ini ga kebagian artis, jadi tayangin film.... oleh channel lain artis semua pada manggung. Tapi bosen ah kalau acara melulu kaya’ gitu.

Film di MNC ini adalah film terbaru Shakh Rukh Khan “Chennai Express” bersama aktris Deepika Padukone dengan durasi kuran lebih 3 jam an (di MNC semalam sih tayang dari jam 20.30 s.d 24.00 wib). Film komedi dihiasi percintaan ini bagus sekali. Bermula dari Seorang Pemuda bernama Rahul yang mendapat wasiat dari Kakeknya untuk menabur abu nya di Sungai Suci Raneshwaram. Dalam Perjalanannya Rahul bertemu dengan seorang wanita bernama Meena. Keluarga Meena ini sangat unik, Ayahnya adalah seorang Ketua Mafia, dan Meena sendiri kabur dari rumahnya karena akan dijodohkan dengan seorang Mafia juga. Perjodohan ini dilakukan Ayahnya untuk memperluas kekuasaan. Cerita lucu ditambah bebera adegan heroik Shakh Rukh Khan menjadikan film sangat menarik, tidak bosan walau melihatnya berkali-kali. Dari film Chennai Express ini ada beberapa hikmah yang dapat saya ambil, antara lain :
1.              Witing Trisno, Jalaran Soko Kulino
             Ini adalah peribahasa Jawa, yang artinya “Cinta Datang, karena Terbiasa Bersama” atau bisa juga dibilang cinta Lokasi kali ya... Meena yang berusaha kabur bersama Rahul, untuk menyelamatkan diri dari kejaran Ayah dan Calon nya membuat mereka berdua selalu bersama. Sampai akhirnya Rahul dan Meena sampai di sebuah Desa dan Meena memberitahu kepada warga di Desa tersebut bahwa Rahul adalah Suaminya, dan disepanjang jalan Rahul menggendong dirinya. Kemudian warga tersebut percaya dan sangat terharu mendengar ceritanya.

            Ada sebuah kepercayaan dan kebiasaan di Desa tersebut bahwa setiap pengantin/pasangan yang bisa menaiki anak tangga tersebut akan langgeng sampai dengan tujuh generasi. Rahul dan Meena pun melakukan tradisi tersebut. Dan akhirnya Rahul pun mampu menggendong Meena sampai atas. Saat sampai di Kuil, Rahul pun diminta untuk mengusap merah-merah (apa ya namanya?) ke Meena, saat itulah Meena mulai jatuh cinta dengan Rahul. Rahul sendiri dari awal sebenarnya sudah suka dengan Meena dari awal. Namun Ia baru benar-benar merasakan cinta yang sebenarnya ketika Rahul dan Meena akan menyelamatkan diri dari amukan Ayah dan calon suami Meena besarta anak buahnya. Disaat genting itu, Rahul melupakan abu Kakeknya. Dan Meena lah yang justru mengingatnya. Dari sinilah benih-benih cinta tumbuh.... (So sweet...)

2.              Eh Cinta itu perlu perjuangan
            Mungkin kata-kata ini sudah tidak asing bagi para pejuang cinta ya (apalagi bagi bara pejuang yang sudah berjuang bertahun-tahun, tapi belum bisa memerdekan hati si “dia). Rahul harus mempertaruhkan nyawanya untuk mendapatkan restu dari Ayah Meena. Diakhir-akhir film, Rahul harus menghadapi Calon suami Meena, yang notabene secara fisik tinggi besar, Rahul menyebutnya “Tiang Jemuran” saking tinggi besarnya. Sebelumnya Rahul juga harus menghadapi anak buah Ayah Meena.

             Dengan rasa cinta yang besar membuat keberanian Rahul menyulut, dan akhirnya dia memenangkan duel. Ketika ia memiliki kesempatan untuk menggorok leher calon suami Meena, namun Rahul enggan melakukannya. Ia berpikir bahwa bukan kekerasan untuk menunjukkan kemenangan, tapi dengan “cinta kasih”. Dan Ayah Meena serta calon suami Meena  mengakui keberanian Rahul serta menjadi laki-laki “sejati” tidaklah harus seperti kami begitu yang diucapkan Ayah Meena.

3.              JANGAN REMEHKAN KEMAMPUAN ORANG BIASA
            Inilah kata yang selalu diucapkan Rahul, hal ini sangat menginspirasi saya. Sering kali kita meremehkan orang-orang yang dalam “kacamata” kita lebih rendah/kecil dari kita. Dari film ini Rahul menunjukkan bahwa Rahul yang bertubuh sedang ternyata mampu melewati 400 anak tangga dan menggendong Meena, tak hanya itu ia juga mempu mengalahkan para mafia anak buah Ayah dan Calon Suami Meena. Tentunya dengan keberanian lebih. Begitupun dalam hidup, kita butuh keberanian lebih untuk menghadapi hidup, untuk mengambil resiko agar dapat naik ke tangga atas, atau berani disaat jatuh. Hmmm, jangan remehkan ORANG BIASA.... hidup Rahul si penjual manisan, Hidup kita orang biasa....

4.              Beratnya Menjalankan Amanah
           Inilah point terpenting. Rahul yang mendapatkan amanah untuk menabur abu jasad kakeknya, di tengah perjalanan menghadapai berbagai halang-rintang. Hingga akhirnya dia mampu melaksanakan amanah tersebut. Dalam hidup kita memiliki banyak amanah baik dari Tuhan maupun manusia. Amanah itu bisa berupa harta, jabatan, pekerjaan, anak, istri dsb nya. Ditengah perjalanan tak sedikit cobaan/ujian/godaan disaat kita menjalankan amanah tersebut. Tak mudah memang menjalankan amanah, ada saja godaannya. Tapi yang harus diingat akan ada pertanggungjawaban di akhir nanti. Jadi tunaikanlah amanah tersebut sebaik mungkin, seberat apapun cobaan/ujian/godaan tunaikan amanah karena itu adalah kewajiban.

Demikianlah reader beberapa hikmah dari film “Chennai Express” yang dapat saya simpulkan. Di tahun Masehi 2014 ini marilah kita sosong hidup yang lebih baik, menunaikan amanah dan kita butuh keberanian lebih untuk menjadi dari orang biasa menjadi luarrr biasa. See You...


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar